Formulasi
Teori Lokasi dan analisa spasial dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor
utama yang menentukan pemilihan lokasi kegiatan ekonomi, baik pertanian,
industri dan jasa. Disamping itu, pada umumnya faktor yang dijadikan dasar
perumusan teori adalah yang dapat diukur agar menjadi lebih kongkrit dan operasional.
Namun demikian, tidak dapat disangkal bahwa dalam kenyataannya pemilihan lokasi
tersebut tidak hanya ditentukan oleh faktor ekonomi saja, tetapi juga oleh
faktor sosial, budaya maupun kebijakan pemerintah. Secara garis besarnya
terdapat 6 (enam) faktor ekonomi utama yang mempengaruhi pemilihan lokasi
kegiatan ekonomi yang masing-masing diuraikan berikut ini.
a.
Ongkos Angkut
Ongkos
angkut merupakan faktor atau variabel utama yang sangat penting dalam pemilihan
lokasi dari suatu kegiatan ekonomi. Alasannya adalah karena ongkos angkut
tersebut merupakan bagian yang cukup penting dalam kalkulasi biaya produksi.
Hal ini terutama sangat dirasakan pada kegiatan industri pertanian maupun
pertambangan yang umumnya, baik bahan baku dan hasil produksinya kebanyakan
merupakan barang yang cukup berat sehingga pengangkutannya memerlukan biaya
yang cukup besar. Walaupun dewasa ini penggunaan komputer dalam kegiatan
perdagangan (e-commerce) sudah mulai berkembang dengan pesat, namun demikian
hal tersebut hanya dilakukan dalam kegiatan administrasinya. Termasuk ke dalam
ongkos angkut ini adalah biaya untuk membawa bahan baku ke pabrik dan hasil
produksi ke pasar serta biaya muat bongkar. Besar kecilnya angkos angkut
tersebut akan mempengaruhi pemilihan lokasi kegiatan ekonomi karena pengusaha
akan cenderung memilih lokasi yang dapat memberikan ongkos angkut minimum guna meningkatkan
keuntungan secara maksimum. Untuk kemudahan perumusan Teori Lokasi, kebanyakan
ongkos angkut ini diasumsikan konstan untuk setiap ton kilometernya. Namun
demikian, dalam realitanya hal ini tidak selalu benar karena seringkali dalam
angkutan dengan jarak Iebih jauh akan menghasilkan ongkos angkut untuk setiap
ton kilometernya yang Iebih rendah. Dengan kata lain, dalam kenyataannya sering
terdapat penghematan angkut rata bila jarak yang ditempuh lebih jauh (Economies
of Long-Haul). Disamping itu, angkos angkut tersebut juga berbeda menurut jenis
angkutan yang digunakan. Biasanya untuk jarak dekat angkutan truk menjadi lebih
efisien. Sedangkan untuk angkutan yang lebih jauh, kereta api akan lebih murah.
Bila angkutan laut dimungkinkan, maka penggunaan angkutan kapal akan lebih efisien
karena ongkos angkutnya untuk setiap ton/kilometer lebih rendah.
b.
Perbedaan Upah Antar Wilayah
Sudah
menjadi kenyataan umum bahwa upah buruh antar wilayah tidaklah sama. Perbedaan
ini dapat terjadi karena variasi dalam biaya hidup, tingkat inflasi daerah dan
komposisi kegiatan ekonomi wilayah. Bagi negara sedang berkembang, dimana
fasilitas angkuttasi masih belum tersedia keseluruh pelosok daerah dan
mobilitas barang dan faktor produksi antar wilayah belum begitu lancar, maka
perbedaan upah antar wilayah akan menjadi lebih besar Upah yang dimaksudkan
dalam hal ini bukanlah upah nominal, tetapi upah riil setelah diperhitungan
produktivitas tenaga kerja. Perbedaan upah ini mempengaruhi pemilihan lokasi
kegiatan ekonomi karena tujuan utama investor dan pengusaha adalah untuk
mencari keuntungan secara maksimal. Bila upah di satu wilayah lebih rendah
dibandingkan dengan wilayah lain, maka pengusaha akan cenderung memilih lokasi
di wilayah tersebut karena akan dapat menekan biaya produksi sehingga keuntungan
menjadi lebih besar. Sebaliknya, pengusaha akan cenderung tidakmemilih lokasi
pada suatu wilayah bila upah buruhnya relatif Iebih tinggi.
c.
Keuntungan Aglomerasi
Faktor
ke tiga yang mempengaruhi pemilihan lokasi kegiatan ekonomi adalah besar
kecilnya Keuntungan Aglomerasi (Agglomeration Economies) yang dapat diperoleh
pada lokasi tertentu. Keuntungan Aglomerasi muncul bila kegiatan ekonomi yang
saling terkait satu sama lainnya terkonsentrasi pada suatu tempat tertentu.
Keterkaitan ini dapat berbentuk kaitan dengan bahan baku (Backward Linckages)
dan kaitan dengan pasar (Forward Linckages). Bila keuntungan tersebut cukup
besar, maka pengusaha akan cenderung memilih lokasi kegiatan ekonomi
terkonsentrasi dengan kegiatan lainnya yang saling terkait. Pemilihan lokasi
akan cenderung tersebar bila keuntungan aglomerasi tersebut nilainya relatif
kecil. Keuntungan aglomerasi tersebut dapat muncul dalam 3 bentuk. Pertama,
adalah Keuntungan Skala Besar (Scale Economies) yang terjadi karena baik bahan
baku maupun pasar sebagian telah tersedia pada perusahaan terkait yang ada pada
lokasi tersebut. Biasanya keuntungan diukur dalam bentuk penurunan biaya produksi
rata-rata bila berlokasi pada suatu konsentrasi industri. Kedua, adalah Keuntungan
Lokalisasi (Localisation Economies) yang diperoleh dalam bentuk penurunan
(penghematan) ongkos angkut baik untuk bahan baku maupun hasil produksi bila
memilih lokasi pada konsentrasi tertentu. Ketiga, adalah keuntungan karena
penggunaan fasilitas secara bersama (Urbanization Economies) seperti listrik,
gudang, armada angkutan, air dan lainnya. Biasanya keuntungan ini diukur dalam
bentuk penurunan biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan fasilitas tersebut
secara bersama.
d.
Konsentrasi Permintaan
Faktor
keempat yang ikut menentukan pemilihan lokasi kegiatan ekonomi adalah konsentrasi
permintaan antar wilayah (Spatial Demand). Dalam hal ini pemilihan lokasi akan
cenderung menuju tempat dimana terdapat konsentrasi permintaan yang cukup
besar. Bila suatu perusahaan berlokasi pada wilayah dimana terdapat konsentrasi
permintaan yang cukup besar, maka jumlah penjualan diharapkan akan dapat
meningkat. Disamping itu, biaya pemasaran yang harus dikeluarkan perusahaan
menjadi lebih kecil karena pasar telah ada pada lokasi dimana perusahaan berada.
Keadaan ini selanjutnya akan dapat pula meningkatkan volume penjualan yang
selanjutnya akan dapat pula memperbesar tingkat keuntungan yang dapat diperoleh
oleh perusahaan bersangkutan. Konsentrasi permintaan antar wilayah merupakan
hal yang wajar terjadi. Untuk barang konsumsi, keadaan ini terutama terjadi
karena konsentrasi penduduk pada wilayah-wilayah tertentu misalnya di daerah
perkotaan, daerah pertambangan, pertanian, didekat pelabuhan dan lainnya.
Sedangkan untuk barang-barang setengah jadi (intermediate inputs), konsentrasi
permintaan antar wilayah ini terjadi karena adanya konsentrasi industri yang
menggunakan barang setengah jadi tersebut. Pada negara sedang berkembang,
dimana fasilitas angkuttasi belum menyebar secara luas ke seluruh pelosok
daerah, maka konsentrasi permintaan antar wilayah ini akan cenderung lebih
tinggi.
e.
Kompetisi Antar Wilayah
Faktor
kelima yang dapat mempengaruhi pemilihan lokasi kegiatan ekonomi adalah tingkat
persaingan antar wilayah (Spatial Competition) yang dihadapi oleh perusahaan
dalam memasarkan hasil produksinya. Persaingan antar wilayah dimaksudkan disini
adalah persaingan sesama perusahaan dalam wilayah tertentu atau antar wilayah.
Bila persaingan ini sangat tajam, seperti pada Pasar Persaingan Sempurna (Perfect
Competition), maka pemilihan lokasi perusahaan akan cenderung terkonsentrasi
dengan perusahaan lain yang menjual produk yang sama. Hal ini dilakukan agar
masing-masing perusahaan akan mendapatkan posisi yang sama dalam menghadapi
persaingan sehingga tidak ada yang dirugikan karena pemilihan lokasi perusahaan
yang kurang tepat. Sebaliknya, bilamana persaingan tidak tajam atau tidak ada
sama sekali seperti halnya pada Pasar Monopoli, maka pemilihan lokasi
perusahaan akan cenderung bebas, karena pembeli akan tetap datang dimana saja
perusahaan berlokasi. Pengertian persaingan antar wilayah sedikit berbeda
dengan pengertian persaingan yang biasa dalam ilmu ekonomi. Persaingan dalam
pengertian Ilmu Ekonomi dapat diukur dengan perbandingan harga jual produk yang
sama antar perusahaan yang bersaing. Suatu perusahaan dapat dikatakan mempunyai
daya saing tinggi bila harganya lebih rendah dari harga produk saingan dan
sebaliknya. Tetapi tidak dijelaskan lebih lanjut harga dimana, apakah harga
pabrik atau harga di tempat pembeli. Dalam pengertian persaingan antar wilayah,
harga yang dimaksud adalah harga ditempat pembeli yang merupakan harga pabrik ditambah
dengan angkos angkut ke tempat pembeli. Dengan demikian, dalam pengertian harga
persaingan antar wilayah telah termasuk unsur lokasi perusahaan, dimana daya
saing perusahaan akan menjadi lebih kuat bila berlokasi dekat dengan
konsumennya.
f.
Harga dan Sewa Tanah
Faktor
keenam yang mempengaruhi pemilihan lokasi kegiatan ekonomi adalah tinggi
rendahnya harga atau sewa tanah. Dalam rangka memaksimalkan keuntungan,
perusahaan akan cenderung memilih lokasi dimana harga atau sewa tanah lebih
rendah. Hal ini terutama akan terjadi pada perusahaan atau kegiatan pertanian
yang memerlukan tanah relatif banyak dibandingkan dengan perusahaan industri
atau perdagangan. Pemilihan lokasi dalam hal ini menjadi penting karena harga
tanah biasanya bervariasi antar tempat. Harga tanah akan tinggi bila terdapat
fasilitas angkuttasi yang memadai untuk angkutan orang atau barang. Disamping
itu, khusus untuk daerah perkotaan, harga tanah bervariasi menurut jarak ke
pusat kota. Bila sebidang tanah berlokasi dekat dengan pusat kota, maka harga
per meter perseginya akan sangat mahal. Sebaliknya harga tanah tersebut akan
jauh lebih murah bila tanah tersebut terletak jauh di pinggir kota. Karena itu,
faktor harga tanah ini juga merupakan faktor penting dalam penentuan lokasi dan
penggunaan tanah(land-used)untuk kegiatan ekonomi dan perumahan di daerah
perkotaan.
0 komentar:
Posting Komentar